bnewsmedia.id Deli serdang – Upaya dalam perbaikan lingkungan hidup dan sosial,ekonomi kemasyarakatan yang telah menjadi Visi Misi Amphibi setelah 5 tahun berdiri secara bertahap mulai dilakukan.
Dengan menghadirkan Solusi, di awal tahun 2022 lembaga Amphibi mulai menatanya dari program pengelolaan sampah/sisa makanan yang dijadikan pakan ternak/pelet dan membentuk desa peduli Mangrove.
Mangrove yang saat ini sedang menjadi topik pembahasan dunia yang akan dibawa Presiden RI dalam KTT G20 pada 30-31 Oktober 2022 di Nusa Dua, Bali tentunya harus didukung semua pihak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Recover Together, Recover Stronger !
(Pulih Bersama, Bangkit Perkasa)
Saat ini pemerintah sedang meluncurkan Program Padat Karya untuk Percepatan Ekonomi Nasional (PEN) melalui Rehabilitasi Mangrove yang diatur melalui Perpres no.120 Tahun 2020 tentang Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (Brgm).
Dengan adanya program tersebut, tentunya tanaman Mangrove bisa menjawab permasalahan Abrasi pantai yang telah mengikis daratan di pesisir nkri selama 25 tahun terakhir ini.
Selaku social control, Lembaga AMPHIBI memulai peran sertanya membantu pemerintah dalam menjawab permasalahan Abrasi pantai dengan Solusi Metode Penanaman dan Pemeliharaan Mangrove.
Ketua umum Amphibi Agus Salim Tanjung So,Si mengatakan bahwa saat ini Amphibi telah membentuk wadah kelompok masyarakat yang tergabung dalam Kelompok Tani Hutan Mangrove Amphibi atau KTH AMPHIBI.
Dirinya juga menjelaskan bahwa KTH Amphibi telah terbentuk di 7 desa 3 kabupaten 2 provinsi diantaranya, desa bagan serdang kec.pantai labu , desa tanjung rejo kec.percut sei tuan kabupaten deli serdang, desa bagan kuala kec.tanjung beringin dan desa sentang, desa bogak besar kec.teluk mengkudu kab.serdang bedagai provinsi sumatera utara serta desa pantai mekar dan desa pantai bahagia kec.muara gembong kab.bekasi prov.jawa barat yang akan mengembalikan daratan pesisir yang telah hilang terkikis Abrasi.
Total jumlah anggota kelompok tani KTH Amphibi di pesisir pantai saat ini sebanyak 780 orang”papar, Agus ST.
Setelah berhasil 3 kali memecahkan Rekor Dunia-Indonesia (MURI) secara berturut-turut dalam penanaman Mangrove di tahun 2021 lalu, Amphibi menerapkan pola tanam di lokasi ektrem dengan deburan ombak 1 hingga 2 meter dengan jarak tanam hingga 500 meter menuju tengah laut menggunakan metode pengaman bambu belah.
Untuk mengetahui hasil kekuatan tanaman mangrove terhadap ombak di lokasi pasang surut, maka KTH Amphibi melakukan uji coba secara serentak di 6 Desa dengan penanaman mangrove di lokasi pasang surut diantaranya sebanyak 1.000 pohon di desa tanjung rejo pada 23/1/2022, sementara di desa sentang dan bogak besar pada tgl 31/1/2022 sebanyak 2.000 pohon.
Uji coba penanaman mangrove juga telah dilakukan Amphibi di desa bagan kuala saat malam pergantian tahun 2021-2022 sebanyak 500 pohon dan dilanjut kembali pada tgl 2/2/2022 dengan uji coba sebanyak 1.000 pohon mangrove, “tutur Agus ST.
Lanjut Agus ST, dengan adanya program Rehabilitasi Mangrove oleh pemerintah (Brgm) melalui Padat Karya untuk Percepatan Ekonomi Nasional (PEN) tentunya harus kita pikirkan juga perawatan dan pemeliharaan nya agar program mangrove ini bisa berkelanjutan menjadi hutan dan wisata Mangrove, ucapnya.
Hari selasa 8 februari 2022 esok, Amphibi akan melakukan rapat audensi secara virtual zoom meeting bersama Sekretaris Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Infrastuktur Kemenparekraf, Direktur Destinasi I & II, Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia serta Direktur Wisata Minat Khusus Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif, ” tutup Agus ST. (**red-bn)