Tanah Datar.Dalam melestarikan peninggalan bersejarah yang berbahan kayu,Balai Peninggalan Cagar budaya (BPCB) Sumbar Riau Jambi sering mensosialisasikan penggunaan cengkeh sebagai bahan anti rayap.
Kepala BPCB Sumbar Teguh Hidayat melalui humasnya Kosasih kepada Bnews , Senin (1/3) menyebutkan,Indonesia sebagai salah negara beriklim tropis,hal ini tentu sangat cocok dengan pertumbuhan serangga rayap dan Sumatera Barat sebagai daerah yang dikenla dengan ribuan Rumah gadang yang terbuat dari bahan kayu merupakan tempat rayap mencari makan.
“Serangga rayap merupakan salah satu serangga perusak kayu. Di Sumatera Barat, banyak degradasi terutama disebabkan oleh rayap. Rayap memakan selulosa kayu dan membuat lubang dalam kayu, sehingga ada kayu yang pada bagian luarnya terlihat baik, sementara pada bagian dalamnya sudah rusak”Sebut Nurmatias.
Disebutkan,guna mencegah degradasi Rumah gadang yang diakibatkan serangga rayap, BPCB mensosialisasikan cengkeh ataupun tembakau sebagai bahan anti rayap.
Dijelaskan,Masyarakat di daerah Kudus-Jawa Tengah dan sekitarnya memiliki kekayaan budaya pembersihan dan perawatan kayu dengan tembakau dan cengkeh. Teknologi tradisional warisan nenek moyang tersebut terbukti efektif, baik secara empiris melalui kajian observasi di lapangan maupun studi laboratorium yang telah dibuktikan oleh Balai Konservasi Borobudur.
“Efektifitas tembakau dan cengkeh sebagai bahan konservan yang sudah cukup teruji sudah dipublikasikan dalam Jurnal Konservasi Benda Cagar Budaya Borobudur Vol.II No.2 Desember 2008. Balai Konservasi Peninggalan Borobudur. Magelang – Jawa Tengah”Ungkap Kosasih.
Menurutnya tembakau mengandung bahan aktif alkaloid yang merupakan metabolit sekunder tanaman tembakau yang berfungsi sebagai pengawet kayu. Masuknya alkaloid ke dalam pori kayu akan meningkatkan kandungan zat ekstraktif kayu, sehingga menjadi lebih awet. Nikotin merupakan bahan aktif utama dalam tembakau.
Sementara itu Tambahnya Cengkeh merupakan senyawa fenolat dengan eugenol sebagai komponen paling besar. Senyawa fenolat memiliki sifat fungisida yang mampu melindungi dari serangan mikrobiologi. Kayu yang diolesi dengan ekstrak tembakau dan cengkeh dan diumpankan kepada rayap kayu kering berpengaruh terhadap mortalitas (kematian) rayap.
“Penggunaan bahan tradisional tembakau dan cengkeh untuk pembersihan dan pengawetan kayu juga kami terapkan pada bangunan cagar budaya bahan kayu di Sumatera Barat, diantaranya di Balairung Sari Tabek di Kabupaten Tanah Datar, Masjid Tuo Kayu Jao di Kabupaten Solok, Rumah Gadang Engku Lareh Paninjauan dan Rumah Gadang Matur di Kabupaten Agam, dan Rumah Gadang Rosma Syarif di Nagari Sumpur Kabupaten Tanah Datar”Pungkasnya.(FA/LAP)