oleh H.Alinardius
Batusangkar,Kita sekarang berada dalam era milenial yang ditandai dengan pesatnya perkembangan digital.Semua peralatan yang digunakan manusia serbacanggih.Hampir semua aktivitas manusia selalu berkawan dengan mesin.Baik pertanian, perusahaan serta alat komunikasi.Mayoritas masyarakat yang hidup di atas tanah air bumi pertiwi ini setiap saat bisa mengakses informasi. Tidak harus menunggu tetangganya bercerita dari mulut ke mulut, atau menunggu media-media konvensional seperti televisi, radio, koran dan lain sebagainya. Informasi cukup didapat lewat telepon genggam melalui jaringan internet yang bisa diakses kapan pun dan di mana pun.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 10,12 persen pada April 2019. Persentase itu setara dengan 171 juta jiwa dari total penduduk Indonesia yang mencapai sekitar 270 juta jiwa. Dengan telepon seluler, informasi setiap detik bisa diperbarui, dan mengalami pembaruan secara terus-menerus.Banyak di antara kita yang merasa gatek apabila ketinggalan informasi dari ponsel-ponsel kita.Mengecek handphone (HP) sesering mungkin, hanya dalam rangka berbagi dan mengakses informasi. Atau bahkan sekadar bermain game atau media sosial. Saat antre di kendaraan umum, kita membuka HP. Istirahat belajar di kampus, kantor, rutinitas pekerjaan, yang dibuka HP. Mau tidur, bangun tidur, saat-saat senggang, kita juga membuka HP. Penggunakan internet sangat besar mulai kalangan anak-anak, remaja hingga dewasa dengan berbagaiaktivitas.Tidak saja kalangan pelajar ibu rumah tangga memesan kebutuhan rumah tangga juga menggunakan handphone.Sangat ketinggalan hari kalau tidak punya Hp androit. Penggunaan HP yang positif bisa mengakses perkembangan terkini namun juga menenggalamkan dalam dunia maya .
Mari kita coba muhasabah/introspeksi diri. Mari kita tanyakan kepada pribadi kita masing-masing, waktu kita untuk membuka HP di luar kebutuhan pokok keluarga dan kantor, apakah seimbang atau minimal sejajar dengan waktu yang kita luangkan untuk mengakses informasi dari Allah Swt yang Maha Menciptakan kita? Dalam sehari, berapa jam kita membuka HP, dan berapa jam kita membuka Al-Qur’an? Jika informasi-informasi tidak penting, atau bahkan informasi buruk saja yang selalu kita akses sepanjang hari, tidak heran bila kita kian menjauh dari agama.Sebab, sikap yang kita ambil, teladan yang kita tiru, tidak bersumber dari Al-Qur’an. Bagaimana orang akan mendapatkan keberkahan Al-Qur’an jika mengakses Al-Qur’an saja jarang-jarang atau bahkan tidak pernah sama sekali? Apakah artis-artis yang selalu kita ikuti kabar aktivitasnya di dunia ini, kelak saat dia mati, akan peduli dengan kita? Apabila jawabannya adalah “tidak”, maka selayaknya kita mengakses informasi yang kelak memberikan syafaatnya kepada kita di hari kiamat, yaitu Al-Qur’anul Karim. Abu Umamah al-Bahili menceritakan, ia pernah mendengar dari Rasulullah bersabda “Bacalah kalian Al-Qur’an. Sesungguhnya besok pada hari kiamat, ia akan menjadi pemberi syafa’at (penolong) bagi pembacanya. (HR Muslim)
Diantara keutamaan membaca al-Qur’an sesuai hadits Nabi Barangsiapa yang membaca satu huruf saja dari kitabullah (Al-Qur’an), maka ia mendapatkan satu kebaikan. Padahal setiap satu kebaikan, akan dibalas oleh Allah sepuluh kebaikan “Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim itu terdiri dari satu hurufTapi Alif dihitung satu huruf, Lam dihitung satu huruf, dan Mim dihitung satu huruf,” (HR at-Tirmidzi). Bararti, jika Alif Lam Mim dihitung tiga huruf, maka tiga huruf tersebut masing-masing dikalikan sepuluh menjadi 30 balasan pahala kebaikan yang akan diberikan Allah kepada orang yang membaca Al-Qur’an baru Alif Lam Mim saja. Tentu hal ini tidak akan sama dengan apa yang kita dapatkan saat kita membaca media sosial di HP selama apa pun itu. Mengakses medsos boleh-boleh saja, tidak haram, selama tak ada maksiat di dalamnya.Tapi jangan sampai dengan mangakses medsos itu, kita lantas melupakan aktivitas membaca Al-Qur’an. Siapa yang tidak bergembira apabila semua hidupnya diatur secara baik sedangkan yang mengatur itu adalah Allah subhanahu wa ta’ala? Hidup baik tidak mesti diartikan kaya dengan harta.Tidak.Ada orang yang kaya tapi hidupnya tidak harmonis. Ada orang kaya tapi meninggal justru dengan cara bunuh diri. Artinya kita jangan mempunyai anggapan bahwa diberi kebaikan oleh Allah pasti melalui jalan kekayaan harta.Dan jangan pula kita mesti su’udhan bahwa orang kaya itu buruk.Karena orang kaya yang baik juga banyak, asalkan semua taat atas aturan Allah.
Barangsiapa yang selalu sibuk membaca Al-Qur’an dan berdzikir kepada-Ku (Allah) sampai-sampai ia tidak sempat meminta (berdoa) kepada-Ku, Aku lah yang akan memberikan kepada dia dengan pemberian terbaik sebagaimana yang saya berikan kepada orang-orang yang pernah meminta (hadits) Al-Qur’an (kalamullah) dibandingkan dengan semua perkataan itu bagaikan keutamaan Allah dibandingkan dengan semua makhluknya,” (HR a-Tirmidzi). Dengan demikian, kita menjadi tahu, apabila kita ingin mendapatkan keutamaan yang setinggi-tingginya, maka kita perlu membaca Al-Qur’an. Keutamaan bacaan Al-Qur’an tak akan sebanding dengan bacaan mana pun, termasuk yang tersebar di media sosial. Oleh karena itu, mari kita mulai membenahi diri kita. Jangan sampai kita merasa tidak punya waktu membaca Al-Qur’an, tapi nyatanya kita punya waktu lama untuk bermedia sosial. Kita sekarang sudah tidak punya alasan untuk kerepotan membawa mushaf Al-Qur’an, karena di dalam HP, sekarang kita bisa memasang aplikasi mushaf Al-Qur’an. Orang yang di dalam tubuhnya tidak ada sama sekali Al-Qur’an, itu bagaikan rumah yang rusak,” (HR at-Tirmidzi).