Tanah Datar,Siapa yang tidak kenal dengan Istana Basa Pagaruyung,bangunan kebanggaan rang Minangkabau yang berada di Kabupaten Tanah Datar atau tepatnya di Batusangkar ini merupakan museum dan bukti kejayaan Minangkabau di zaman dahulu.
Bangunan berbentuk rumah gadang ini terbuat dari kayu dan beratap ijuk,museum Istana Basa Pagaruyung ini merupakan duplikat dari aslinya,karena bangunan asli telah terbakar dan dibangun kembali pada 27 Desember 1976.
Sebelumnya istano ini merupakan bangunan Rajo Alam yang dibakar oleh Pemerintah Kolonial Belanda pada 1804.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Setidaknya pada Istano Pagaruyung ini terdapat 11 fungsi yang diembannya dan sepadan pula dengan 11 jumlah anak jenjang museum ini.
Di antaranya ialah sebagai lambang kebanggaan dan kebesaran adat Minangkabau, sebagai pusat informasi adat dan Kebudayaan Alam Minangkabau (BAM).
Memudian berfungsi sebagai salah satu destinasi utama pariwisata Sumatera Barat, sebagai museum terbuka, sebagai simbol jati diri orang Minangkabau.
Selain itu, juga berfungsi sebagai pusat informasi dan dokumentasi, sebagai sarana edukasi dan rekreasi.
Juga sebagai penyimpan benda-benda bersejarah dan purbakala. Sebagai pemasukan pendapatan asli daerah, sebagai sarana pemersatu bangsa.
Fungsi ke 11 yaitu sebagai tempat upacara dan seremonial adat, baik bertaraf regional, nasional maupun internasional.
Istana Pagaruyung menurut referensi yang ada, dibangun setelah raja pertamanya Adityawarman dari Dharmasraya pindah ke Pagaruyung.
Kerajaan Pagaruyung berbeda sejarahnya dengan Kerajaan Melayu Minangkabau. Kekuasaan Raja Adityawarman hanya sekitar dalam lingkaran pagar yang pagarnya dibuat dari pohon ruyung.
Di luar pagar pohon ruyung itu yang berkuasa di Minangkabau adalah penghulu di nagari. Tentu yang lebih dekat adalah penghulu Nagari Pagaruyung, (Navis, 1984).(an/LAP)
Sumber : M. Sayuti Dt. Rajo Pangulu. Ketua Umum Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumatera Barat.